Pemanasan Global atau lebih populer disebut Global Warming, merupakan istilah yang dipergunakan untuk menunjukan keadaan atau proses naiknya suhu rata-rata pada atmosfer, laut dan permukaan bumi yang diakibatkan oleh Perubahan Iklim.
Penyebab terjadinya Pemanasan Global adalah aktivitas manusia yang menyumbang 90% Gas Rumah Kaca (terdiri dari CO2 - Karbondioksida, CH4 - Metana, N2O - DinitroOksida) di atmosfer bumi. Gas Rumah Kaca sendiri berfungsi untuk menjaga suhu di Bumi agar tetap layak huni yaitu disekitar 14,5 derajat Celcius. Namun semakin tinggi aktivitas manusia yang menyumbang Gas Rumah Kaca, yang mempunyai kemampuan untuk menangkap sinar inframerah matahari yang dipantulkan bumi, maka semakin besar kandungan Gas Rumah Kaca yang terperangkap bersama radiasi panas dari cahaya matahari di atmosfer bumi. Fenomena ini disebut Efek Rumah Kaca (Green House Effect), yang mengakibatkan iklim di bumi semakin panas. Jika diibaratkan Gas Rumah Kaca ini disebut sebagai 'selimut bumi', semakin bertambah ketebalan selimutnya maka semakin gerahlah suhu di bumi.
Perubahan Iklim yang drastis akan memicu banyak bencana di Bumi, misalnya seperti: kekeringan, hujan badai, angin tornado, banjir, sampai dengan kegagalan panen pada pertanian. Dampak Pemanasan Global sekarang sudah terlihat dengan mencairnya es pada musim panas tahun 2007 di Arktika dan Greenland mencapai volume lebih dari 19 juta ton, fenomena lainnya pada tanggal 8 Maret 2008 beting es Wilkins di Antartika yang berusia 1500 tahun, runtuh dan pecah seluas 414 kilometer persegi. Sungguh tak terbayangkan jika sebagian besar es di kutub Bumi mencair, akan banyak kota-kota pantai di dunia akan tenggelam dan hilang dari gambar peta Bumi yang ada sekarang. Di kota Jakarta dan Semarang pada beberapa tahun belakangan sering terjadi Rob, yaitu fenomena banjir yang diakibatkan oleh air laut masuk ke daratan pantai. Kota sejuk tempat orang Jakarta berlibur seperti kota Bogor, Cianjur (Puncak) dan Bandung, suhu udara pada siang hari terasa lebih menyengat, dibandingkan dengan beberapa tahun yang lalu. Suhu udara rata-rata di dunia, perlahan dan pasti terus meningkat. Jadi peristiwa Pemanasan Global sebenarnya sudah terjadi di depan mata !
Berdasarkan data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dikeluarkan Food and Agriculture Organization (FAO) tahun 2006 yang berjudul Live-stock's Long Shadow, dan tahun 2008 dengan judul Kick the Habit, sumbangan Gas Rumah Kaca terbesar berasal dari industri peternakan (18%), selanjutnya dari buangan emisi kendaraan bermotor di dunia (13,5%). Banyak ladang peternakan di dunia dibuka dengan mengkonversi lahan hutan produktif, sehingga mengakibatkan kemerosotan lahan, perubahan iklim, polusi air, dan punahnya keanekaragaman hayati. Sebagai gambaran Negara di Eropa mengimpor sekitar 70% protein nabati dari kedelai, jagung dan gandum untuk pakan ternak, padahal di beberapa peloksok dunia masih banyak musibah kelaparan. Sekitar dua pertiga ladang pertanian di muka bumi dimanfaatkan untuk peternakan. Energi listrik yang dibutuhkan untuk peternakan sungguh boros, mulai dari penerangan, penghangat ruang, mesin pemotong, dan mesin pendingin untuk penyimpanan daging, dibutuhkan mulai dari rumah jagal, distributor, pengecer, pasar, rumah makan sampai dengan konsumen.
Bagaimana kita 'Menyayangi Bumi' ?
Apabila kita menyayangi seseorang tentu kita tidak ingin terjadi sesuatu hal yang mencelakakan orang yang kita sayangi, demikian pula dengan Bumi kita, tempat tinggal seluruh manusia di dunia, harus kita sayangi dengan membuatnya menjadi tempat tinggal yang aman dan nyaman dengan tidak merusak, melukai atau mencelakakannya.
Untuk menghentikan Pemanasan Global, memang bukanlah pekerjaan sederhana, tapi kita juga tidak boleh bersikap masabodoh, tidak mau tahu, biar saja yang mengurusi pemimpin dunia, pemerintah atau pun lembaga swadaya masyarakat saja. Sungguh kita bisa memulai dari hal-hal kecil, mulai dari diri sendiri, keluarga serta lingkungan kita. Ingatlah pepatah 'Sedikit-sedikit, lama-lama bisa menjadi bukit', bayangkan jika kita sebagai warga dunia semua 'kompak' secara bersama-sama, bersatu padu untuk melakukan hal-hal kecil yang bermanfaat untuk mengurangi, penderitaan Bumi dari fenomena Pemanasan Global sehingga bisa menuju masa depan yang lebih baik.
Jika kita lihat data PBB di atas, penyebab terbesar Gas Rumah Kaca berasal dari peternakan, maka yang kita bisa mulai lakukan adalah mengurangi atau kalau bisa berhenti makan daging serta produk susu olahannya. Segi positif hal ini, selain dapat mengurangi atau memutus mata rantai penghasil Gas Rumah Kaca, tentunya dari segi kesehatan kita bisa mencegah penyakit stroke, jantung, obesitas dan diabetes yang penyebab utamanya antara lain adalah: kurang serat, tinggi lemak, kurang olah raga, hiperkolesterol dan merokok. Sebagai gambaran, negara maju giat mengkampanyekan The New Four Food Groups yang terdiri dari: biji-bijian, sayur-sayuran, buah-buahan dan kacang-kacangan.
Untuk mengurangi gas buangan emisi kendaraan bermotor, kita bisa melakukan jalan kaki atau bersepeda untuk tujuan misalnya belanja kebutuhan sehari-hari ke pasar/supermarket terdekat. Hal ini sekali lagi selain 'menyehatkan Bumi' juga bisa 'menyehatkan kita'. Untuk tujuan bepergian yang lebih jauh jika memungkinkan, menggunakan kendaran umum pengangkut massal seperti busway dan kereta api, atau bisa juga berkendaraan pribadi tapi secara bersama-sama teman yang searah, setujuan. Mengisi bahan bakar dan memanfaatkan sumber energi yang ramah lingkungan, ingat kita punya matahari, panas bumi, angin dan air sebagai sumber energi dari alam dan gratis. Matikan penerangan listrik di siang hari dengan memanfaatkan sinar matahari dan tidak perlu penyejuk udara buatan (AC), jika jendela rumah kita berfungsi sebagai ventilasi alam yang baik. Gerakan menanam pohon secara massal(Go Green), harus segera dan terus menerus dilakukan, karena pohon-pohon merupakan pabrik oksigen yang dapat menjadi 'paru-paru' di sekitar rumah, lingkungan dan kota.
Ada empat prinsip dasar untuk mengurangi dampak Pemanasan Global yang bisa kita ingat dan lakukan, yaitu:
1. REUSE (Gunakan kembali): Gunakan kembali kertas, plastik, kaleng bekas, botol, amplop,
baju bekas untuk keperluan lain sehari-hari.
2. REDUCE (Kurangi pemakaian, pembelian, berhemat): Belanja hemat seperlunya, bawa
peralatan makan/minum sendiri, pakai peralatan listrik seperlunya/jangan tercolok jika
tidak dipakai, gunakan produk lokal, jangan terlalu sering buka lemari es, gunakan sapu
tangan dari pada tissue.
3. RECYCLE (Daur Ulang): Jangan buang barang-barang rusak yang terbuat dari: kaca, plastik,
kertas, aluminium, besi, kain karena bisa didaur ulang menjadi barang lain, atau dikreasikan
menjadi barang kerajinan tangan.
4. RESPECT (Rasa menghargai): Sayangi bumi jangan kotori dengan buangan sampah di tempat
sembarangan, pilah mana yang organik dan non organik, rawat barang secara optimal, buka
kran air seperlunya, jangan sisakan makanan/minuman, gunakan barang-barang yang ramah
lingkungan, tidak mencemari Bumi beserta air dan udaranya, sumbangkan barang yang masih
bisa dimanfaatkan orang lain tapi kita sudah tidak ingin memakainya, manfaatkan air hujan
dan air bekas cucian beras misalnya untuk menyiram tanaman di halaman rumah.
No comments:
Post a Comment